Monday 31 December 2018

Umroh? Eh Umroh loh!



Gatau kenapa tiba-tiba sudah waktu Februari 2017 aja dan ini waktunya saya untuk umroh, bersama ayah dan ibu yang mendampingi. Sehari sebelum saya umroh saya gak bisa tidur, bener-bener malem itu cuman gulang-guling doang di kasur sambil nunggu subuh. Bangun pagi pun rasanya sudah gak enak karena kurang tidur. Visa Saudi Arabia juga sudah ada ditangan, pesawat Emirates yang udah pasti enak banget karena pada saat itu rating Skytrax Emirates masih peringkat ke 4 kalo tidak salah pada tahun sebelumnya. Stress banget rasanya mau umroh. Bukan gara-gara takut mati disana, itu sih sudah siap saya. Karena menurut saya, mati dan hidup tidak bisa diperlambat atau dipercepat oleh siapapun. Tapi yang lebih ditakutin adalah ketika saya kena ‘tulah’ atau yang disebutnya azab karena kelakuan sendiri ketika nanti saya disana, karena saya ngerasa di Indonesia kok sudah banyak cacatnya juga ya, jadi makin insecure to the max buat ibadah ke dua kota suci ini.

Jam menunjukkan waktu 1 di siang hari, setelah diberikan pengarahan, saya dan keluarga pun diantarkan ke bus. Beberapa anggota keluarga yang lain disambut haru keluarganya yang tidak ikut untuk umroh pada saat itu. Beberapa terlihat menangis memeluk anggota keluarganya karena akan pergi ke tanah suci umat Islam tersebut. Saya, karena sudah berada di dalam bus, hanya melihat kejadian yang menurut saya menarik tersebut.

Sehari sebelumnya, saya sudah diberitahu oleh pembimbing umroh saya bahwa Jembatan di tol Cipularang tidak bisa dilalui oleh bus karena adanya pergeseran. Disini saya merasa, “The Game Begin”. Mungkin kalo kata orang tua yang sebelumnya pernah menunaikan ibadah umroh, “Cobaannya kayak gini”. Ah really? Saya masih mikir sih sebenernya, karena bener-bener ini capek banget perjalanan. Belum lagi keadaan saya yang belum fit karena malam sebelumnya saya tidak tidur karena kepikiran bakalan di permalukan di tanah suci juga sekarang bus jemaat yang tidak bisa melewati tol Cipularang, dan harus melewati jalan biasa. Di bus, asam lambung saya naik. Sepanjang jalan rasanya mual dan ingin cepat check-in dan tidur di dalam pesawat. Rasanya udah ga enak banget!

Jam menunjukkan pukul 9 lebih, dan saya sudah sampai di Bandara Cengkareng. Kami pun turun dari bus yang telah disediakan oleh tour and travel kami untuk memasuki lounge yang mungkin ini lounge haji. Di dalamnya terdapat berbagai makanan untuk makan malam. Cukup untuk mengganjal makan malam yang tertunda karena tertidur di bus, juga asam lambung yang mengakibatkan saya mual sepanjang perjalanan Bandung-Cengkareng. Belum lagi perjalanan yang ditempuh sekitar 7-8 jam.

Dan yeay akhirnya boarding! Kalo tidak salah boarding waktu itu tengah malam dan pesawat terbang menuju Dubai untuk layover sekitar 8 jam. Sebelum berangkat ke Medina. Medina, see you soon!

No comments:

Post a Comment